Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium verum Hook.f) Pada Mencit Putih

  • Hilmarni Hilmarni Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi Sumatera Barat
Keywords: Teratogenik,, Bunga lawang, Illicium verum Hook.f, Mencit putih

Abstract

Pemanfaatan Illicium verum sebagai obat-obatan di negara Asia telah banyak digunakan untuk mengurangi rasa sakit, flu, kolik, muntah, nyeri punggung, mengobati kecemasan dan pengobatan emesis. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh infusa Bunga Lawang pada mencit putih betina yang diberikan selama masa organogenesis. Variasi dosis yang digunakan adalah 10, 20, dan 30 % infusa. Pada hari ke 17 kehamilan, mencit dibunuh dengan cara dislokasi leher, kemudian dilakukan laparaktomi. Sepertiga dari jumlah fetus direndam dalam larutan merah alizarin dan sisanya dalam larutan bouin’s. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian infusa bunga lawang yang digunakan tidak mempengaruhi berat badan induk mencit secara nyata. Pengamatan secara makroskopis menunjukan adanya 2 tapak resorpsi, 1 fetus lahir mati dan 1 fetus mengalami kelainan pertumbuhan pada ekor saat laparaktomi pada kelompok infusa10 %, 1 tapak resorpsi, 3 fetus lahir mati dan 2 ekor induk aborsi spontan pada hari ke 17 kehamilan pada kelompok infusa 30 %. Namun demikian, potensi
teratogen dari infus bunga lawang ini masih belum dapat dipastikan karena adanya kerentanan antar spesies.

Author Biography

Hilmarni Hilmarni, Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi Sumatera Barat

Lecture of Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi Sumatera Barat

Published
2019-02-04