https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/issue/feedJAFP (Jurnal Akademi Farmasi Prayoga)2024-11-13T10:41:12+00:00Verawatyverawaty77@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>About the journal</strong></p> <p>Jurnal Akademi Farmasi Prayoga (JAFP) merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi D3 Farmasi Akademi Farmasi Prayoga Padang. JAFP terbit 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan November setiap tahunnya. JAFP menerima naskah penelitian (<em>research article</em>) dan review (<em>review article</em>) dalam bidang seputar kefarmasian, baik mengenai sains farmasi maupun farmasi komunitas. Cakupan dalam bidang sains farmasi yaitu Biologi Farmasi dan Farmakognosi, Kimia Farmasi, Farmasetika, Farmakologi dan Toksikologi, dan juga Bioteknologi. Cakupan dalam bidang farmasi komunitas yaitu Farmasi Rumah Sakit, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Manajemen Farmasi, dan Farmasi Sosial.</p>https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/article/view/122Pemanfaatan Kombinasi Ampas Kopi Arabika dan Ampas Teh : Potensi sebagai Body Scrub Alami2024-11-13T10:25:43+00:00Insanul Asyrafrima.fa@poltekkesaceh.ac.idRima HayatiRimaHayati@gmail.com<p>Ampas kopi Arabika (Coffea arabica L.) dan ampas teh merupakan limbah dari bahan alami yang<br>berpotensi dijadikan bahan utama dalam formulasi body scrub. Ampas kopi dengan tekstur kasarnya<br>mampu mengangkat sel-sel kulit mati, sementara kandungan antioksidannya berfungsi melembutkan kulit.<br>Di sisi lain, ampas teh mengandung polifenol yang berperan sebagai antioksidan, membantu melindungi<br>kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari, dan peradangan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi<br>apakah ampas kopi arabika (Coffea arabica L.) dan ampas teh (Camellia sinensis L. Kuntze) dapat<br>dikombinasikan dalam formulasi krim body scrub. Tiga formula dengan variasi konsentrasi ampas kopi dan<br>ampas teh dikembangkan: F1 (10% : 20%), F2 (15% : 15%), serta F3 (20% : 10%). Bahan ampas kopi dan<br>teh diperoleh dari Ponten Cafe, Peunayong, Banda Aceh. Skrining fitokimia terhadap ampas kopi dan<br>ampas teh menunjukkan adanya kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, dan triterpenoid, yang memiliki<br>efek positif bagi kesehatan kulit. Evaluasi fisik menunjukkan bahwa semua formula body scrub memiliki<br>tekstur semi-solid, homogen, dengan bau khas kopi; F1 berwarna hitam, sementara F2 dan F3 berwarna<br>abu-abu kehitaman. Sediaan memiliki tipe emulsi M/A dan pH berkisar antara 6,1 hingga 6,3. Uji daya<br>sebar dalam rentang 6,5–6,6 cm, dengan viskositas berkisar antara 4130 cP hingga 28890 cP. Berdasarkan<br>uji kesukaan responden, F1 menjadi formula yang paling disukai dari segi tekstur dan warna, sedangkan F3<br>lebih disukai dari segi aroma. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah ampas kopi dan<br>ampas teh memiliki potensi untuk diformulasikan dalam krim body scrub.</p>2024-10-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/article/view/123Formulasi Dan Uji Aktivitas Repellent Lilin Aromaterapi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap Nyamuk Culex sp.2024-11-13T10:30:46+00:00Elmitra Elmitraelmitrarahman@gmail.comTisa Mandala SariTisa@gmail.comPuti Syalsa Nesya FirzaPuti@gmail.com<p>Minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix) mengandung senyawa sitronelal, sitronelol, dan<br>linalool yang memiliki efek biolarvasida terhadap nyamuk, dimana minyak atsiri daun jeruk purut<br>(Citrus hystrix) memiliki aktivitas untuk membunuh larva nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk<br>memformulasikan lilin aromaterapi yang mengandung minyak atsiri daun jeruk purut sebagai<br>repellent terhadap nyamuk Culex sp. Formula dibuat dengan memvariasikan 3 konsentrasi minyak<br>atsiri daun jeruk purut yaitu formula 1 (4%), formula 2 (6%), dan formula 3 (8%) dengan parameter<br>uji organoleptis, uji titik leleh, uji waktu bakar, uji hedonik, dan uji aktivitas repellent nyamuk.<br>Pemeriksaan organoleptis menunjukkan F1, F2, dan F3 berbentuk padat dan berwarna putih.<br>Pemeriksaan uji titik leleh diperoleh F1, F2, dan F3 masing-masing 49,8; 49,5; 49,30C. Pemeriksaan<br>uji waktu bakar diperoleh F1 = 13 jam 12 menit, F2= 12 jam 59 menit, dan F3 = 12 jam 44 menit.<br>Pemeriksaan uji hedonik lilin aromaterapi didapatkan bahwa lilin aromaterapi disukai oleh panelis.<br>Pemeriksaan aktivitas repellent dilihat dari persen daya repellent yang menunjukkan peningkatan<br>daya bunuh sesuai dengan peningkatan konsentrasi minyak atsiri pada setiap formula. Minyak atsiri<br>daun jeruk purut (Citrus hystrix) dapat diformulasikan sebagai lilin aromaterapi dan Aktivitas<br>antinyamuk lilin arometrapi minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix) menunjukkan bahwa daya<br>repellent nya semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk<br>purut (Citrus hystrix).</p>2024-10-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/article/view/124Optimasi Formulasi Sediaan Masker Wajah Gel Peel-Off Dari Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia Cortice) Berdasarkan Variasi Konsentrasi PVA2024-11-13T10:35:07+00:00Krisyanella Krisyanellaellaunand@gmail.comBella Nadeak NadeakBella@gmail.comResva MeinisastiResva@gmail.comDira IrnameriaDira@gmail.com<p>PVA pada formula sediaan masker gel Peel-off berfungsi sebagai basis pembentuk lapisan film, sehingga sediaan<br>mudah dikelupas saat telah mengering . Menurut teori, Konsentrasi PVA pada sediaan masker gel peel of akan<br>berpengaruh pada pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan waktu mengering. Berdasarkan literatur range<br>konsentrasi PVA yaitu 7-10%.Namun pada penelitian yang telah dilakukan oleh Rian Karnelo (2012), sediaan masker<br>gel peel of dari ekstrak etanol kulit jeruk nipis menunjukkan karakteristik sediaan yang baik pada konsentrasi PVA<br>15%. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Masker Wajah Gel Peel-off Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (C.<br>aurantifolia) yang memiliki karakteristik terbaik berdasarkan variasi konsentasi PVA 7%, 10%, 15%. Metode<br>Penelitian : Metode Eksperimental Laboratorium. Hasil Penelitian : Semakin tinggi konsentrasi PVA yang digunakan<br>akan menghasilkan sediaan masker yang lebih kental sehingga daya sebar semakin kecil dan waktu sediaan mengering<br>semakin cepat. Seluruh formula memenuhi standar sediaan masker gel peel of. Tidak ada pengaruh konsentrasi PVA<br>terhadap organoleptis, homogentias dan nilai pH. Namun semakin tinggi konsentrasi PVA, menyebabkab sediaan<br>semakin cepat mengering. Berdasarkan uji hedonik 100% responden lebih menyukai tekstur dari Formula 3 (PVA<br>15%). Kesimpulan : Ketiga formula memenuhi syarat masker gel Peel-off , namun Formula 3 (PVA 15%) memiliki<br>karakteristik terbaik pada uji daya sebar, uji waktu mengering dan uji hedonik</p>2024-10-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/article/view/125Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung Di RSUD Dr. M.Yunus Kota Bengkulu Tahun 20232024-11-13T10:38:20+00:00Nadia Pudiarifantinadiapudiarifanti@gmail.comAnggelaAprilia DonaAnggelaAprilia@gmail.comSetiyati JatiningsihSetiyati@gmail.com<p>Latar belakang : Berdasarkan World Health Organization (WHO) sejak 20 tahun terakhir penyakit jantung menjadi<br>peingkat pertama penyebab kematian diseluruh dunia. Penderita penyakit gagal jantung biasanya diresepkan<br>lebih dari dua obat sehingga untuk terjadinya interaksi obat berpotensi sangat besar. Tujuan : Penelitian ini<br>bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat pada pasien gagal jantung di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu<br>Tahun 2023.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode retrospektif. Penelitian ini<br>dilakukan dengan cara mengumpulkan data rekam Medis pasien tahun 2023. Penetapan bear sampel<br>menggunakan metode purposive sampling sampel yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 103 sampel,<br>kemudian dianalisis menggunakan microsoft excel.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 103 pasien<br>ditemukan paling banyak pada pasien dengan usia > 65 tahun (32,04%). Jenis kelamin yang paling banyak adalah<br>laki-laki sebanyak 77 pasien (74,76%). Untuk kombinasi obat paling banyak adalah golongan ACE-Inhibitor +<br>Diuretik hemat kalium + Diuretik loop + Digoxin + Antikoagulan sebanyak 4 resep (3,88%). Kemudian ditemukan<br>101 resep dari 103 resep mengalami interaksi obat. Mekanisme interaksi yang banyak ditemukan terjadi pada<br>mekanisme farmakodinamik (93,93%). Untuk kategori keparahan interaksi obat Minor (19 kasus), Monitor Closely<br>(468 kasus), Serious-Use Alternative (7 kasus). Kesimpulan : Terdapat potensi interaksi obat pada pasien gagal<br>jantung sebanyak 101 resep dari 103 resep dengan persentase sebesar 98,06 %.</p>2024-10-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal3.akfarprayoga.ac.id/index.php/JAFP/article/view/126Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Karagenan 1%2024-11-13T10:41:12+00:00Nessa Nessanessa91nessa@gmail.comWidyastuti WidyastutiWidyastuti@gmail.comNelia Tri KurniaNelia@gmail.com<p>Inflamasi adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen, senyawa beracun, bakteri maupun<br>rangsangan berbahaya lainnya. Rambut jagung memiliki aktivitas antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.<br>Rambut jagung memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi yang bekerja<br>dengan cara mengatur metabolisme asam arakhidonat dengan menghambat aktivitas sikooksigenase dan<br>lipooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol rambut jagung<br>(Zea mays). Pengujian dilakukan dengan metode induksi karagenan 1% dengan menggunakan dosis ekstrak<br>etanol rambut jagung 100, 200, dan 400 mg/kg BB tikus. Hasil penelitian menunjukkan semakin bertambah<br>durasi pengujian, volume udem semakin berkurang secara signifikan (p= 0,000-0,002) Dosis 400 mg/kg<br>mempunyai efek antiinflamasi yang sama dengan Na. Diklofenak dalam menurunkan volume udem. Ekstrak<br>etanol rambut jagung mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi paling baik pada dosis 400mg/kg BB.</p>2024-10-07T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##