UJI DAYA ANALGESIK EKSTRAK ETANOLIK KULIT TERONG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT 1%
Abstract
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman bagi tubuh yang berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgesik. Kulit terong belanda (Solanum betaceum Cav.) mengandung senyawa flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya analgesik dan variasi dosis ekstrak etanolik kulit terong belanda pada mencit jantan galur Swiss yang diinduksi dengan asam asetat 1%. Jenis penelitian ini eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode ekstraksi dengan remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji daya analgesik menggunakan 25 ekor
mencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan, berat mencit 20-30 gram yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kontrol positif (ibuprofen dosis 39 mg/kgBB), ekstrak etanolik kulit terong belanda dosis 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB, dan 280 mg/KgBB. Parameter jumlah respon geliat diamati setelah pemberian induktor asam asetat 1% secara intraperitoneal. Data yang diperoleh berupa nilai AUC digunakan untuk menghitung %
Daya analgesik. Data % daya analgesik selanjutnya dianalisis One Way Annova dan Post-hoc dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanolik kulit terong belanda mengandung senyawa flavonoid dan mempunyai daya analgesik. Hasil statistik menunjukkan bahwa variasi dosis memberikan pengaruh terhadap aktivitas analgesik, namun pada dosis 70 mg/kgBB dan 140 mg/kgBB tidak beda signifikan. Aktivitas daya analgesik terbesar pada dosis 280 mg/kgBB dengan % daya analgesik sebesar 26,09 ± 7,04.